les privat jakarta, depok, bekasi, tangerang, bogor
KOMPAS.com - Ingatkah sewaktu kita masih
kanak-kanak, orangtua sering membacakan dongeng, terutama malam hari
menjelang kita tidur? Bahkan, ada anak-anak yang tidak bisa tidur
sebelum mendengarkan cerita. Sebenarnya dongeng tak hanya cerita
pengantar tidur. Ada banyak nilai kehidupan yang bisa dipetik dari
cerita.
Dongeng merupakan rangkaian peristiwa nyata atau tidak
nyata yang disampaikan secara sederhana dan mengandung pesan moral yang
baik. Kisah nyata itu bisa berupa sejarah, biografi atau testimoni.
Sementara
kisah rekaan seperti fabel, mitos, legenda atau hikayat. Biasanya
dongeng tentang tingkah laku binatang atau fabel kerap lebih menarik
bagi anak-anak.
Tentu saja, dongeng harus disampaikan dengan
menarik supaya pendengarnya tak kabur saat cerita belum selesai. Di sisi
lain, sebuah pesan harus terkesan tidak menggurui agar anak-anak lebih
cepat memahaminya.
Berbagai pesan kebaikan bisa disampaikan lewat
dongeng, seperti bertingkah laku sopan, setia, rendah hati, jujur,
tidak serakah, tak boleh mencuri, membantu orangtua hingga rajin
belajar. Pesan-pesan sederhana itu biasanya diajarkan kepada anak- anak.
Banyak
cara dapat dilakukan agar dongeng lebih menarik, misalnya pendongeng
menggunakan alat peraga, tiruan suara hewan atau kita memakai alat bantu
untuk menggambarkan situasi cerita agar lebih hidup.
Belajar mendongengSalah
satu tempat yang bisa menjadi tempat belajar mendongeng adalah Kampung
Dongeng di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Kampung Dongeng
didirikan tahun 2009 oleh Awam Prakoso, atau Kak Awam, sapaannya.
Dalam mendongeng, Awam menggunakan metode musical
story telling, yakni menirukan suara hewan dan berbagai benda.
Di
tempat itu, dua kali dalam seminggu, puluhan anak-anak berkumpul
mendengarkan dongeng, bernyanyi, dan belajar mendongeng. Mereka tidak
hanya mendengarkan sebuah cerita, tetapi juga ikut bernyanyi, bertepuk
tangan, melompat, membuat kerajinan tangan, bermain alat musik perkusi,
dan bermain drama.
Ale, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika
Universitas Indraprasta, Jakarta, mengaku peduli anak-anak. Oleh karena
itu, ia berusaha mencari hiburan untuk anak- anak yang sekaligus bisa
menanamkan nilai-nilai kebaikan.
”Setelah keluar dari pekerjaan
di salah satu sekolah TK, saya mencari komunitas yang peduli anak-anak.
Saya bertemu Kampung Dongeng dan merasa cocok,” kata Ale.
Setelah
bergabung dengan Kampung Dongeng, Ale lebih sering berkeliling
sekolah-sekolah untuk mendongeng. Dalam satu bulan, dia bisa berkeliling
ke-10 tempat. ”Penghasilannya lumayan, bisa untuk menambah uang
kuliah,” ujar Ale.
Sementara Anizabella Putri Lesmana, mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengaku, semasa kecil sang
bunda selalu mendongeng untuknya sebagai pengantar tidur.
Banyak kisah disampaikan, mulai cerita nabi, dongeng tradisional seperti Timun Mas hingga kisah para putri terbitan Disney.
”Selalu
suka, dongeng membuat saya senang berimajinasi dan lebih mudah
menyampaikan sesuatu,” kata Bella, model dan artis film ini. Kini dia
senang mendongeng untuk sepupu dan keponakannya yang masih kecil.
Ibunda
Bella, Liza Riani, yang berprofesi sebagai notaris, menganggap
mendongeng sebagai sarana tepat untuk menyampaikan nasihat dan pesan
agar anak tak mudah ”melenceng”.
”Caranya, bisa dengan membacakan
bermacam-macam buku cerita atau mengarang cerita sendiri tentang
kisah-kisah teladan para nabi,” ujarnya.
Begitu pula dengan Dina
Amalia Indriyati, siswa kelas XI IPS SMA Negeri 78 Kemanggisan, Jakarta
Barat. Dia suka men- dengarkan dongeng dan membaca buku cerita. ”Saya
tak pernah bosan mendengarkan dongeng,” katanya.
Mewarnai kehidupanAwam
mengatakan, banyak masalah sosial mewarnai kehidupan sehingga orangtua
perlu menyiapkan masa depan anak-anak untuk 20 tahun ke depan.
”Anak-anak harus menjadi insan yang bermartabat, berbudi pekerti, dan
tangguh. Dongeng bisa menjadi sarana yang baik untuk menyampaikan
berbagai pesan kebaikan,” ujar Awam, yang telah menciptakan 26 dongeng.
Untuk
itulah, Awam menyampaikan adanya rambu-rambu dalam sebuah dongeng untuk
pesan kebaikan. Sebuah dongeng tak boleh memberi efek samping yang
buruk bagi anak.
”Ceritanya tidak boleh mengandung unsur takhayul, horor, kekerasan, pornografi, dan tabu,” katanya.
Demi
menebar sebuah kebaikan, tak jarang Awam mengubah jalan cerita dongeng
klasik. Contohnya cerita Aladin yang mengusap-usap poci lalu keluarlah
jin untuk mengabulkan permintaan seseorang. Kisah itu diubahnya dengan
meminta sesuatu melalui doa.
”Kami menanyakan kepada anak-anak,
apakah boleh minta sesuatu kepada jin? Kemudian kami ajarkan, untuk
mendapat sesuatu harus melalui doa dan usaha. Jadi ceritanya bisa
diubah,” kata Awam.
Di Kampung Dongeng ada 12 sukarelawan yang
siap menebar kebaikan ke berbagai sekolah atau tempat anak-anak
berkumpul. Sebelumnya, para pendongeng ini belajar mendongeng dengan
alat peraga atau menirukan suara hewan seperti yang dilakukan Awam.
Setelah
berlatih tiga bulan, mereka siap terjun ke lapangan. Cukup mengeluarkan
uang Rp 500.000, siapa saja yang berminat mendongeng boleh belajar di
Kampung Dongeng. Setelah berkeliling mendongeng, sukarelawan menyisihkan
30 persen penghasilannya untuk diberikan ke Kampung Dongeng.
”Biaya
itu untuk kamp setelah tiga bulan berada di Kampung Dongeng. Mereka
menginap selama tiga hari di suatu tempat untuk belajar mendongeng
bersama,” ujar Awam.
Dia menggagas ”Gerakan 1.000 Dongeng
Kejujuran” yang diluncurkan pada 18 Mei 2013. Hingga kini sudah sekitar
400 dongeng kejujuran yang dikirimkan ke Kampung Dongeng.
Berminat
untuk belajar mendongeng? Segera cari tempat yang menurut kamu cocok
untuk belajar mendongeng dan sebarkan kebaikan lewat mendongeng untuk
anak-anak.... (SIE/TIA)
Sumber : Kompas Cetak
Editor : Caroline Damanik