MANADO, KOMPAS.com -- Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan M Nuh mengatakan, pengusaha terkemuka Chairul Tanjung dulunya
miskin. Bahkan untuk biaya kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia, ibunya harus menjual kain kesayangannya.
"Namun bagi Pak Chairul Tanjung, kemiskinan bukan alasan untuk tidak sukses dan beliau telah berhasil membuktikannya," kata Nuh, ketika memotivasi mahasiswa miskin penerima Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Miskin (Bidik Misi) di Universitas Negeri Manado (Unima), di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (24/11/2012).
Kini, kata Nuh, Chairul Tanjung termasuk pengusaha terkemuka dan kunci kesuksesannya adalah berkat pendidikan. "Pendidikan adalah pisau yang paling tajam untuk memutus rantai kemiskinan," kata Nuh, setelah memberi buku Chairul Tanjung si Anak Singkong kepada sejumlah mahasiswa.
Karena itu, kata Nuh, mahasiswa tak boleh patah semangat oleh kemiskinannya. Pemerintah pun kini memberi "karpet merah" untuk mahasiswa miskin dalam bentuk pemberian beasiswa dan kewajiban perguruan tinggi negeri menyediakan 20 persen kursinya untuk calon mahasiswa miskin berprestasi.
Pemberian beasiswa Bidik Misi yang jumlahnya Rp 600.000 per bulan, menurut Nuh, penerimanya terus bertambah setiap tahun. Jika saat diluncurkan 2010 penerimanya 20.000 mahasiswa, kini sudah 92.000 dan tahun depan ditambah lagi menjadi 150.000 penerima.
Pada kesempatan itu Rektor Unima, Phioteus EA Tuerah meminta agar jumlah penerima beasiswa di Unima ditambah, karena terbukti bermanfaat bagi masyarakat miskin.
"Namun bagi Pak Chairul Tanjung, kemiskinan bukan alasan untuk tidak sukses dan beliau telah berhasil membuktikannya," kata Nuh, ketika memotivasi mahasiswa miskin penerima Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Miskin (Bidik Misi) di Universitas Negeri Manado (Unima), di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (24/11/2012).
Kini, kata Nuh, Chairul Tanjung termasuk pengusaha terkemuka dan kunci kesuksesannya adalah berkat pendidikan. "Pendidikan adalah pisau yang paling tajam untuk memutus rantai kemiskinan," kata Nuh, setelah memberi buku Chairul Tanjung si Anak Singkong kepada sejumlah mahasiswa.
Karena itu, kata Nuh, mahasiswa tak boleh patah semangat oleh kemiskinannya. Pemerintah pun kini memberi "karpet merah" untuk mahasiswa miskin dalam bentuk pemberian beasiswa dan kewajiban perguruan tinggi negeri menyediakan 20 persen kursinya untuk calon mahasiswa miskin berprestasi.
Pemberian beasiswa Bidik Misi yang jumlahnya Rp 600.000 per bulan, menurut Nuh, penerimanya terus bertambah setiap tahun. Jika saat diluncurkan 2010 penerimanya 20.000 mahasiswa, kini sudah 92.000 dan tahun depan ditambah lagi menjadi 150.000 penerima.
Pada kesempatan itu Rektor Unima, Phioteus EA Tuerah meminta agar jumlah penerima beasiswa di Unima ditambah, karena terbukti bermanfaat bagi masyarakat miskin.
Editor :
Nasru Alam Aziz
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di BoyTrik
Ditulis oleh
info - 17.02